Film karya Dedi Mizwar ini baru aja gue tonton empat hari yang lalu. Kurang puas akan layar screen 21 yang super duper kecil. Film ini berkisah tentang Buluk yang mempunya title sarjana tapi masih belum mempunyai pekerjaan tetap sampai akhirnya dia melihat sejumlah anak-anak pencopet yang sedang beraksi. Dari situlah idenya muncul untuk membuat suatu perjanjian bisnis dengan anak-anak pencopet tersebut. Jadi uang-uang anak pencopet yang didapat dari hasil mencopet diambil 10% oleh Buluk untuk dijadikan modal usaha dengan tujuan anak-anak pencopet akan menjadi pedagang asongan. Buluk berpikir lebih baik menjadi pedagang asongan daripada pencopet. Buluk juga mengajarkan anak-anak pencopet tersebut membaca, menulis, mengaji, dll. Sampai pada suatu saat peresmian Pencopet menjadi Pengasong diadakan, Ayah Buluk (Dedi Mizwar), Calon Mertua (Djaja Miharja), Tokoh Agama di lingkungan Buluk (Slamet Rahardjo) ingin sekali mengetahui tempat pekerjaan Buluk yang selalu dia bilang dengan "Pengambangan Manusia". Setelah mereka mengetahui bahwa gaji yang Buluk dapat adalah dari hasil mencopet anak-anak tersebut, terjadilah konflik. Buluk merasa sangat bersalah karena telah memberikan makan Ayahnya dari uang haram yaitu hasil mencopet. Akhirnya Buluk memutuskan untuk berhenti.
Nilai-nilai yang terkandung dari film ini cukup bagus, bahwasannya pendidikan di Indonesia amat sangat memprihatinkan. Dan andi selalu berkomentar "gila!! Shoot mahal tuh." andi amat sangat terkagum-kagum dengan Director of Photography film ini.
PEMAIN-PEMAINNYA
PRADANA GADA LAWAN
ReplyDelete