Monday, September 23, 2013

Makan Bareng a la Sunda



Saat libur lebaran kemarin, pertengahan bulan Agustus 2013, gue sekeluarga pulang kampung ke Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan di sana, makan-main-makan-main-tidur-makan-main-tidur dan seterusnya. Bener-bener liburan, melupakan pekerjaan. Empat hari di sana lumayan me-refresh otak.

Nah, ini nih salah satu kegiatan yang sering dilakukan kalau di sana, MAKAN BARENG. Makan bareng atau botram atau . Kalau di Jakarta, mungkin makan bareng hanya sekedar makan bareng, berbeda piring, kalau di sana, makan bareng ya benar-benar makan bareng. Satu piring a.k.a satu alas yaitu, beralaskan daun pisang. Lauknya ikan bakar, sayurnya sayur kangkung, nasinya nasi liwet, dan sambalnya sambal apa ya gue gak tau namanya, dan sambal kecap.

Nikmatnyaaaaaaa melebihi makan di restoran pasta atau lainnya, menurut gue. Here we are the pictures,



Makan bersama dimulai



Sambalnya nih




Chief Kitchen-nya lagi SMS-an dulu nih



Menunggu ikan dibakar



Ikan sedang dibakar



















Menunggu ikan dibakar, main games dulu


























Selesai makan, foto-foto



Giliran gue main game ONET :P

Litroom: Audio Visual Art

Proudly present ...




Litroom: Audio Visual Art merupakan sebuah rumah produksi audio visual. Bagi anda yang membutuhkan dokumentasi berbagai acara, kegiatan, pembuatan video clip, company profile dan sebagainya dengan harga negotiable, dapat menghubungi kami di:


Lydia Fahmawati:

085694420520
lydia.fahmawati@gmail.com

Tuesday, September 17, 2013

Puncak, Cipanas, Jawa Barat

Early morning ...






 



Papa's Marriage


Monday, August 12th 2013



After one year five months Mama left us, finally Papa (53 years old) decided to getting married again. With woman 39 years old that lived in Pelabuhan Ratu, Papa's hometown. If you ask me "what's your opinion?", I will answer "I really agree". Awalnya sih, sama sekali enggak setuju "Ngapain sih udah tua masih mau nikah aja" atau "anak-anaknya aja masih banyak yang belum nikah, ini lagi Papa mau melangkahi".

Namun, setelah lihat Papa yang agak "goyang" tanpa pendamping, gue langsung "It's better than he lives alone". Sebenernya sih enggak sendiri-sendiri amat ya. Papa tinggal bareng gue, Kiki dan Aa Deri kadang pulang di weekend. Ya tapi gitu deh, gue dan Kiki kerja, sampai rumah jam 7-an malam.  Karena lelah kerja, jadinya di rumah hanya makan dan tidur.  Jarang tuh ngobrol sama Papa.  Padahal kan Papa pasti kesepian. Akhirnya berujung Papa main sama temen-temennya. And the impact was negative.  I can't explain, how negative is it.

Papa dijodohkan oleh adiknya di Pelabuhan Ratu, with a woman (widow with one daughter (married)). I called her "Ibu", Ibu Naryati. She's nice, tender, dilligent. She always serving Papa patiently, making Papa a cup of coffee, like Mama do. But, Mama is more beautiful than her. Mama is better in all sides than her. Mama is the best mother I ever had, the best wife of Papa had, the best parent in my life.

How ever, I really thanks to Ibu Naryati for her love to taking care Papa. Thanks to her goodness to us.

Wednesday, September 11, 2013

Batik Papua

Really thanks to my brother, Deri Marret for the gift, Batik Dress and Bracelet from West Papua.











Friday, September 6, 2013

Hair Coloring

HAIR COLORING.

Masih suka sakit sih ya kalau terus menyebut kata tersebut. Sakit hati? Ya.. Agak menyesal mungkin tepatnya. Keputusan untuk "Oke, gue akan merubah warna rambut gue" itu ternyata keputusan besar yang lumayan berpengaruh bagi fisik dan mental seseorang. Hehehe.

Mengapa fisik?
Ya karena jika rambut berubah warna, maka penampilan secara fisik akan berubah. Aura seseorang akan berubah. Jika hasilnya bagus, fisik jadi bagus pula, begitu sebaliknya. DAN bagi gue, fisik berpengaruh ke mental. SANGAT BERPENGARUH.

Mengapa Mental?
Ya itu tadi, karena fisik berubah, mental pun akan berubah. Mental up, jika perubahan warna rambut membuat fisik jadi bagus, dan begitu pun sebaliknya, mental down, jika perubahan warna rambut membuat fisik jadi minus.

Pengalaman gue dalam hair coloring sebetulnya tidak separah "membuat fisik jadi minus" itu tadi. Enggak segitunya sih. Hanya "tidak sesuai harapan". HANYA? Ya enggak hanya sih tapi "ENGGAK SESUAI HARAPAN BINGIT"

Dari zaman gue SMP, gue sih sudah lihat ya ada temen-temen yang rambutnya "agak beda". Kok pas upacara rambutnya jadi keunguan begitu atau rambutnya cokelat bukan hitam. Tapi baru sekarang gue merasa tergelitik (GILE BAHASA LO) untuk mencoba mewarnai rambut.

Alasan pertama, gue sudah merasa dewasa untuk merubah penampilan. Alasan kedua, sudah punya uang sendiri buat ke salon. Alasan ketiga, laper mata liat model-model dan cewek-cewek lainnya punya warna rambut yang lucu.

Pertama kali mewarnai rambut itu,  bulan Februari 2013. Tapi itu diwarnain sama Dini, beli cat rambutnya di supermarket. Merk cat rambutnya L'oreal, harganya Rp 88.000,- something. Waktu itu, merasa butuh untuk dicat karena rambut gue kelihatan kusam pasca di-smoothing. Dini bilang, enam bulan lagi nanti ngecat rambut lagi karena pasti warnanya sudah pudar.

Padahal habis dicat pun, gue enggak melihat perbedaan sebelum dan sesudah dicat. Mungkin karena gue terlalu memilih warna rambut yang gelap ya jadi enggak keliatan. Kemudian karena merasa ngecat rambut sendiri tidak maksimal, beberapa hari lalu, gue memutuskan untuk pergi ke salon.

Pergi ke sebuah mall deket rumah. Memilih salon yang lumayan cukup terkenal. Duh, sebut namanya enggak yah. Nama salonnya terdiri dari dua suku kata. Depannya J. YOU KNOW KAAAAAN? Ya itulah.
Datang ke sana, dengan harapan keluar dari salon itu dengan memiliki warna rambut seperti ini:




Salah satu dari itu deh pokoknya. Stylist-nya bilang, enggak bisa semirip itu. KARENA butuh beberapa kali pewarnaan. DAN setelah menghabis dua setengah botol cat rambut, hasilnya tidak memuaskan. Ya mungkin balik lagi, memang enggak bisa satu kali pewarnaan. Harus berkali-kali. Next time, beli cat rambut sendiri aja deh. Karena jika dibandingkan dengan pengeluaran yang lumayan besar, hasil jauh banget.

Mendingan cat rambut sendiri atau ke salon kampung aja. That's a good idea!