Saturday, June 22, 2013

BBM - Bahan Bakar Minyak



You can see that?
Mobil yang terbilang mewah, mengkonsumsi premium, which is BBM Bersubsidi yang dikhususkan untuk "GOLONGAN TIDAK MAMPU"
What's your opinion?


Kalau gue sih, sedih lihatnya. Mereka (para pemilik mobil) tidak perduli bahwa telah merugikan seluruh Indonesia. Sekarang dampaknya apa? Harga BBM jadi dinaikkan kan? Kalau harga BBM naik, otomaticly, semua hal, segala hal, harganya juga jadi naik.

Kenapa harga BBM naik? Dikarenakan, anggaran pemerintah sudah tidak sanggup lagi untuk mensubsidi BBM (katanya begitu), jadi harus dinaikkan. Gimana enggak membludak subsidinya, jumlah kepemilikan mobil terus semakin bertambah dan mobil-mobil tersebut menggunakan yang bukan haknya, yaitu Premium.

Sekarang gini deh, kenapa sih lo beli mobil? SUDAH MERASA MAMPU BELI KAN?
Mampu beli mobil itu seharusnya sudah dikategorikan, mampu untuk:
1. Beli aksesoris mobil
2. Service mobil
3. Beli bahan bakar
4. Perawatan mobil
5. Pajak

HOW MUCH YOU MUST SPEND FOR THAT?
Banyak banget kan? Jadi, ketika lo sudah "merasa" mampu beli mobil dengan pengeluaram yang sangat wah itu, mampu juga dong beli bahan bakar yang sesuai yaitu, minimal Pertamax. Selain dilarang oleh pemerintah, penggunaan Premium untuk mobil keluaran baru juga enggak bagus, karena akan merusak mesin karena kadar oktan Premium hanya 88. Lebih lengkapnya bisa surfing sendiri ya di internet.

SO, MASIH ADA ALASAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI, KHUSUSNYA MOBIL KELUARAN BARU, MASIH PAKAI PREMIUM?

Beli mobil itu untuk apa sih sebenernya?
1. Alat transportasi yang nyaman
2. Lebih banyak menampung penumpang
3. Berkendara ke tempat yang jauh
4. Gengsi

Kalau mobil dipakainya untuk sekeluarga pergi jalan-jalan atau pulang kampung, ya wajar ya. Dipakainya efektif. NAH! Sekarang ini. Tiap pagi, berangkat ke kantor, satu orang satu mobil, macet-macetan. Udah gitu pakai Premium lagi. EFEKTIFnya dimanaaaaaaaaa? Kalau sudah begitu kan, pastinya, bawa mobil hanya untuk "GENGSI".

Kalau memang untuk gengsi, kok enggak gengsi ya isi Premium di SPBU?
Tutup mata akan tulisan "BBM BERSUBSIDI HANYA UNTUK RAKYAT TIDAK MAMPU".
Kalau memang gengsinya tinggi, harga dirinya tinggi, ya beli mobil, pakai Pertamax juga dong. Jangan cuma gaya doang digedein.
JEMPUT CEWEK BAWA MOBIL, NONGKRONG DI STARBUCKS, TAPI BENSINNYA PREMIUM. atau KETAWA KETIWI SANA-SINI, SHOPPING DI GRAND INDONESIA, BENSIN PREMIUM.

someone said this to me:
"Kalau gaji 20 juta mah, mau deh beli Pertamax. Jakarta macet mulu, bensin cepet abis."

ENGGAK USAH NAIK MOBIL, ITU LO BELUM MAMPU NAMANYA.
GILA! LO NGERUGIIN NEGARA, MEN! CUMA UNTUK GAYA-GAYAAN.
Wake up!


Kalau belum mampu beli Pertamax, ya naiklah motor, naiklah angkutan umum, atau lebih ekstrim lagi, naiklah sepeda. Please, jangan cuma gede di "GAYA". It's okay, lo memang orang kaya tapi kalau masih beli premium juga. Itu sih namanya, "Orang kaya jiwa miskin".

Bisa bedain kan? Orang kaya jiwa kaya, Orang kaya nanggung, Orang kaya jiwa miskin, Orang sederhana jiwa kaya, orang miskin jiwa miskin. Which one are you?

BE WISE-lah. Selain bagus untuk mobil-mobil baru kalian, kan untuk negara juga.
"Tidak usah menanyakan apa yang telah negara berikan untukmu, tapi tanyakanlah, apa yang sudah kamu berikan untuk negara, ya minimal mematuhi peraturannyalah"

Wednesday, June 12, 2013

Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Bekerja di tempat baru, namun bidang pekerjaannya masih tetap sama yaitu, Perpustakaan. Ternyata tidak ada perbedaan signifikan. Apalagi sama-sama Perpustakaan Perguruan Tinggi yang penggunanya sama, mahasiswa dan dosen.

Menjadi pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi kendalanya hanya satu, berhadapan dengan mahasiswa yang rata-rata umurnya di bawah kita dan tergolong "labil". Susah untuk mematuhi peraturan. Susah untuk diberi pengertian. Harus ekstra sabar. Tidak lain hal dengan dosen yang selalu ingin "dihormati". Harus ekstra sabar juga.

Hal-hal yang biasa dilanggar yaitu, malas untuk menulis buku pengunjung dan kurangnya rasa malu untuk berteriak-teriak di ruang baca. Ya dulu gue juga pernah jadi mahasiswa. Pastinya juga pernah dengan tanpa sadar membuat kegaduhan di perpustakaan. Tapi, ketika ada pengawas atau pustakawan yang menegur, dengan sangat merasa bersalah, gue akan mengontrol volume suara. Terkadang, banyak mahasiswa yang sudah ditegur berulang-ulang, masih saja terus berisik. Hal terakhir ya, diamkan saja, nanti mereka capek sendiri ketawanya.

Kalau untuk menulis buku pengunjung, sudah gue mulai biasakan setiap mahasiswa yang masuk untuk menulis daftar buku pengunjung. Karena kan ada pepatah yang bilang, ala bisa karena terbiasa. Jadi, nanti kalau dibiasakan disuruh menulis pengunjung, kedepannya mereka akan mulai terbiasa dan dengan kebiasaan tersebut, dengan sendirinya menulis buku pengunjung.

Tuesday, June 11, 2013

My New Office - KALBIS Institute

Pada hari Kamis, 23 Mei 2013
Ada panggilan interview di KALBIS Institute untuk bagian Perpustakaan. Alhamdulillah. Pada hari itu juga, gue diterima dan mulai bekerja pada Senin, 3 Juni 2013. I'm very excited!

This is my new office at KALBIS Institute.



Me work as Circulation Librarian. This is my work place.