Thursday, March 29, 2018

Ladya Andjani Subagja




Sedari awal kehamilan, berdasarkan hari terakhir menstruasi, yaitu 15 Januari 2017, dokter memprediksi bahwa hari perkiraan lahir adalah 22 Oktober 2017. Saya mulai mengambil cuti dari tanggal 16 Oktober 2017 karena bayi lahir bisa maju 2 minggu atau mundur maksimal 1 minggu. Namun, beberapa hari setelah cuti tidak ada tanda-tanda lahir (kontraksi/ketuban pecah/keluar darah). Setiap malam tidur makin nyenyak, tidak ada pegal-pegal bahkan masih bisa tidur telentang. Hanya saja memang badan rasanya sudah membengkak dari ujung kepala sampai kaki jadi pergerakan benar-benar sudah terbatas. Habis mandi saja rasanya kesal sekali semua pada kekecilan. Seminggu sekali kontrol, dikatakan kepala bayi masih belum turun. Memang tidak rajin untuk squat tapi dalam sehari sebelum tidur, Saya usahakan untuk squat 20-30 kali. Banyak yang bilang banyakin jalan. Duh, malas sekali harus jalan kaki ke mana? Akhirnya hari Jumat, 20 Oktober 2017 setelah main ke rumah Herna, Saya jalan-jalan ke mall sendirian. Ke Toko Gunung Agung, Miniso dan Carrefour. Saat sedang makan, perut terasa pegal sekali. Kayaknya kebanyakan jalan dan diri nih. Setelah itu langsung pulang.

Keesokan harinya.
Sabtu, 21 Oktober 2017 di usia kehamilan 39w5d (H-1 hari perkiraan lahir) pukul 15.40 WIB saat Saya sedang berbaring menonton film Eagle Eye, tiba-tiba Saya merasakan ada sesuatu yang tidak terkontrol keluar yang jumlahnya cukup banyak hingga membuat celana Saya basah. Lumayan panik tapi langsung telepon suami yang saat itu lagi di kantor, setengah menangis saat itu. Suami langsung menginstruksikan untuk tanya dokter Wira. Dokter kandungan Saya langsung menyampaikan bisa saja itu ketuban pecah dan Saya diminta untuk ke RS. Benar saja, cairan itu kemudian keluar terus namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Saya langsung bergegas ke RS. Izin ke Ibu Mertua, Alhamdulillah ditemani dan diantar oleh Kakak Ipar juga ke RS. Suami menyusul ke RS. Tidak ada apa-apa yang dirasa selain keluarnya cairan tersebut. Sampai di RS langsung menuju kamar bersalin. Langsung ditindak CTG kemudian rawat inap dan langsung diberi induksi melalui infus. Saat itu pembukaan 1. Induksi langsung bereaksi beberapa menit kemudian sekitar pukul 21.00 WIB. Dua-lima menit sekali kontraksi selama beberapa detik kemudian hilang kemudian timbul dan begitu seterusnya. Setiap 3 jam sekali CTG untuk melihat pergerakan dan detak jantung bayi.

Minggu, 22 Oktober 2017 pukul 06.00 WIB bidan menyampaikan perkembangan yang ada yaitu, hasil CTG kurang bagus dan pembukaan masih di 1. Dapat dibayangkan, selama kurang lebih 9 jam kontraksi berlangsung namun tidak ada penambahan pembukaan. Dokter Wira menyarankan untuk tindakan bedah sesar. Saya menyerahkan ke suami. Suami langsung dengan tegas menyetujui tindakan bedah sesar untuk keselamatan Saya dan bayi Andjani. Karena air ketuban terus menerus keluar dari yang tadinya air ketuban bening yang encer sampai berupa lendiran disertai darah. Suami diminta mengurus administrasi dan semua dipersiapkan untuk operasi pukul 08.30 WIB.

08.00 WIB mulai ganti baju, pindah ke kamar operasi dan lain-lain. Operasi dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. Suasana yang sangat ramah namun Saya tetap tidak santai sambil terus berdoa.

"Ibu mukanya stress banget." Seseorang di kamar operasi menyapa mungkin agar Saya tidak tegang. Saya hanya diam dan tersenyum, dalam hati, "Who the hell are you and what kind of face I could show to you in this situation?"

Ini pengalaman pertama Saya pertama kali diinfus, dirawat inap dan dioperasi. Dalam hati Saya menenangkan diri yang masih shock karena harus menerima bedah sesar sebagai cara lahir anak pertama, yang mana sebelumnya selama 9 bulan ini dalam diri Saya menanamkan "Harus normal, yang lain bisa normal kok masa gue enggak?"

Selama operasi berlangsung, tidak henti mengucapkan nama Allah, mengingat Allah, memohon bantuan Allah agar diberi keselamatan. Semua berjalan begitu cepat dan Alhamdulillah lancar. Pukul 08.55 WIB Andjani lahir. Anastesi membuat Saya kedinginan sekali, seluruh badan gemetar terus menerus. Lumayan butuh waktu lama recovery Saya berlangsung, sekitar pukul 12.00 WIB Saya baru kembali ke ruang rawat inap. Apalagi Andjani, pukul 15.00 WIB baru kembali ke ruang rawat inap.

AHHHHHH..

9 bulan yang indah sekali. Kehamilan yang luar biasa kondusif. Tidak ada rasa mual. Kesehatan sangat prima. Tidak ada kesulitan yang berarti. Alhamdulillah sekali, terima kasih ya, Allah.

Terima kasih ya, Allah atas karunia yang sangat indah. Berikanlah kami kekuatan dalam menjaga titipan-Mu.

Untukmu, anakku, kelak kamu akan menjadi penolong bagi kami, sayang. Kami akan memberikan yang terbaik untuk kamu, sayang.

I love you

with love,
Mama dan Papa