Bab delapan belas
Tradisi Lembut: Resistensi Rasionals
GOD IS NOT GREAT atau dalam bahasa Indonesia Tuhan tidaklah Maha Besar adalah sebuah buku panjang kritik agama oleh penulis dan wartawan Christopher Hitchens dan diterbitkan di Inggris Raya. Christopher Hitchens berpendapat bahwa agama mengorganisir "violent, irasional, ketidaktoleran, bersekutu dengan rasisme, tribalisme, kefanatikan, dan berinvestasi dalam ketidaktahuan dan bermusuhan dengan penyelidikan bebas, menghina perempuan dan pemaksaan terhadap anak-anak", dan dengan demikian "seharusnya memiliki banyak hati nurani". Bab delapan belas dengan judul A Finer Tradition: The Resistance Of The Rational atau dalam bahasa Indonesianya Tradisi lembut: Resistensi Rasional membahas beberapa orang intelektual penting, diantaranya Socrates, Sir Isaac Newton, Thomas Paine, Spinoza, Voltaire, Charles Darwin, dan lain-lain. Ada hal yang membuat para intelektual keberatan terhadap iman agama: bahwa agama sama sekali salah tentang asal-usul manusia dan kosmos, bahwa karena kesalahan yang asli ini dikelola untuk menggabungkan maksimum sikap takluk dengan maksimum solipsisme, bahwa itu adalah hasil baik dan penyebab berbahaya represi seksual, dan bahwa pada akhirnya didasarkan pada keinginan-pemikiran.
Secara moral jutaan orang lain pasti mempunyai kesimpulan yang sangat mirip dalam banyak cara yang sama. Banyak dari mereka tidak pernah percaya, dan banyak dari mereka meninggalkan iman setelah perjuangan yang sulit. Para intelektual bergantung hanya pada ilmu pengetahuan dan nalar, karena ini cukup penting daripada faktor-faktor, tapi mereka tidak percaya segala sesuatu yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan atau alasan kemarahan.
Dalam pembukaannya di awal paragraf, Kitab Zabur ayat 121 “I shall lift up mine eyes unto the hills, from whence cometh my help” yang bila diterjemahkan dalam bahasa Inggris adalah sebuah pendapat tetapi kenyataannya dapat menimbulkan pertanyaan: dari mana bantuan itu datang? Yang dapat dijelaskan adalah adanya ketidakpercayaan. Pada akhir abad ke delapan belas dan Sembilan belas secara berbeda-beda komunitas bebas seperti Britain dan United States, orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan sebagai pengamanan dan kemakmuran seperti James Mill dan Benjamin Franklin merasakannya, sebaiknya mereka menjaga pendapat pribadi mereka yakni ketidakpercayaannya terhadap Tuhan.
Socrates memberi contoh dalam percobaannya pada 399 tahun sebelum masehi yaitu benturan antara alasan kita dan beberapa bentuk dari kepercayaan. Dari Socrates, kita juga dapat belajar bagaimana untuk berargumentasi dua hal yang paling penting. Yang pertama bahwa hati nurani adalah bawaan. Yang kedua adalah kepercayaan yang fanatik dapat dengan mudah memukau dan di sindir oleh seorang yang berpura-pura untuk mengambil pengajarannya di muka umum.
Atomisme telah menyiksa kristiani Eropa selama beberapa abad, dasar yang tidak beralasan bahwa di tempat yang tidak masuk akal dia menawarkan penjelasan yang lebih baik tentang alam semesta daripada yang agama jelaskan. Sir Issac Newton mungkin telah memiliki kepercayaan dalam semua bagian dari suara hati yang tidak jujur seperti dalam komunitas Kristian tetapi saat dia datang untuk mengatur kembali Principia nya dia memasukkan sembilan belas baris pada De Rerum Natura di draftnya akhir-akhir ini. Barangkali Thomas Paine juga tidak salah dalam perkataanya bahwa dia tidak akan ercaya pada agama manapun yang mengejutkan pemikiran anak kecil.s
Seperti Newton dan Galileo membangun Democritus dan Epicurus, kami mecari projek Spinoza yang meneruskan pada pemikiran Enstein, yang menjawab sebuah pertanyaan dari pendeta Yahudi tang menyatakan secara tegas bahwa dia hanya mempercayai “Tuhan Spinoza”, dan tidak hanya Tuhan “yang yang memperhatikan dirinya dengan nasib dan tindakan manusia di dunias”
Voltaire tidak dengan gampangnya menentukan apakah dia secara serius tidak beriman atau tidak. Voltaire menyeimbangkan kebiadabannya menetertawakan agama dengan beberapa sikap kebaktian, dan dengan senyuman bermaksud bahwa kuburannya akan dibangun setengahnya di dalam dan setengahnya lagi di luar gereja.
Penemuan dalan hukum alam “dapatkah mengagungkan gagasan kita kekuatan dari pencipta yang maha mengetahui”. Meskipun Darwin, saat dia memulai penelitiannya sebagai seorang ahli tumbuh-tumbuhan dan sejarahwan alam, dia sangat bersungguh-sungguh bahwa dia telah melakukan dalam jalan yang konsisten dengan tataan Tuhan.
No comments:
Post a Comment