Thursday, April 28, 2011

about what?


Oke. There’s always trouble. That’s life. And it’s my life then I’ll tell you. Soon and right now. Sejauh kurang lebih tiga mingguan ini gue menginap di kosan temen kampus gue. So far so good. So far so fine. Sampai suatu ketika gue merasa kipas angin yang ada di kosan itu sangat amat kecil. Mungkin karena terbiasa di rumah gue selalu merasa sejuk dengan kipas angin yang besar yang terdapat di setiap ruangan rumah. Gue konfirmasi ke temen kosan gue bahwa gue akan bawa kipas angin dari rumah. Dan ternyata jawabannya begitu panjang dan semua menjadi jelas. Ok. It’s fine. Gue nggak tersinggung. Justru gue malah jadi mikir. Gue harus berpikir lebih tepatnya. Gue juga sebelumnya sudah memprediksi INI akan terjadi, pasti akan terjadi. Jawaban panjang dari temen gue membuat gue berpikir. Pada intinya, jikalau gue mau bawa kipas angin dan kesana-sananya gue akan terpikir untuk membawa sesuatu hal lain untuk memenuhi kebutuhan gue yang lainnya, seperti halnya lemari pakaian karena sementara ini pakaian gue hanya ditaruh di tas besar di atas meja. Dan temen gue yang satu ini memang agak menjunjung tinggi kerapihan dan kebersihan yang amat sangat. That’s GOOD, right? Jadi, dia menyarankan lebih baik ngekos satu kamar sendiri saja. Mungkin. MUNGKIN. mungkin yaaaaaaaa dia merasa dengan hadirnya gue, dengan segala kecuekan yang ada di diri gue, dia pun merasa risih. YOU KNOW what? Gue tidak se-cuek dahulu. Di rumah gue jarang atau bahkan tidak pernah mencuci piring setelah makan atau tidak pernah mencuci baju tapi you know what guys? Gue juga merasa bangga sama diri gue, sekarang gue sudah mulai membiasakan diri untuk mencuci piring setelah makan dan selalu mencuci baju kotor yang telah gue pakai. Yang membuat gue sedih adalah GOD gue telah membuat orang lain tidak nyaman dengan keberadaan gue. Dan bodohnya gue tidak menyadarinya. Gue merasa tidak enak. Maafkan gue yaaaaa teman J gue yakin. Pasti sudah lama dia merasakan ini. OH DAMN! So sorry. Gue menyadari begitu banyak gue merepotkan dia. Gue selalu nitip jemuran. Tas-tas gue berantan. Sepatu-sepatu gue berantakan. Maaaaaaaf! Gue begitu bodoh sampai nggak menyadarinya. Gue juga merasa kurang nyaman memang. Semua harus di diskusikan. Gue tidak terbiasa tidur dengan lampu dimatikan. Gue tidak suka kegelapan. Tapi gue selalu berusaha beradaptasi setiap malamnya. Gue selalu menyalakan music dengan volume tinggi saat mengerjakan tugas atau sedang belajar tapi lagi-lagi gue harus beradaptasi dengan cukup mendengar suara dari televisi saja. Ada hal lain yang pasti juga menjadi bahan pertimbangannya. Gue termasuk tipikal orang yang minum banyak. Gue bisa menghabiskan satu botol besar ukuran 1,5 liter bila sedang makan apalagi kalau makanannya pedas. Biasanya satu gallon dia habiskan sendiri dalam waktu dua sampai tiga minggu, katanya. Tapi dengan gue, satu gallon hanya cukup satu minggu kurang bahkan. OH DAMN. Gue merepotkan sekali. Gue pengen balik ke rumah sebenernya. Nggak cape cuci baju, nyetrika baju, cuci piring, masak, dan lainnya. Tapi gue terlalu kelelahan kalau harus pulang kerumah setelah kerja. Ini pilihan gue. Begitu kakak gue bilang. Gue memilih untuk kerja disaat gue masih kuliah. Yaaa ini konsekuensinya. Kalau dulu kerja di Blitzmegaplex gue nggak usah ngekos-ngekos karena pulangnya dianterin sampe rumah. Jadi, baiknya bagaimana? I don’t know surely L untuk kebaikan. Gue rasa, gue harus ngekos sendiri deh. Gue nggak mau terus menerus menyusahkan. Apalagi setelah gue tau kalau dia merasa tidak nyaman ternyata. Hal bodoh lain yang sangat lucu adalah saat tidur dan ketika pagi tiba dan alarm phonecell gue bunyi, gue selalu tidak menggubris dan kembali tidur, jadi terkadang temen kosan gue yang merasa terganggu. “alarm lo itu lid berisik” hahahahaha padahal gue tidak mendengarnya sama sekali. Kebalnya telinga gue ini. It’s life. Never flat. Tunggu kabar terbaru nantinya J

No comments:

Post a Comment