Saturday, April 25, 2015

Dialogue to God

DIA TIDAK PERNAH ADA SAAT AKU SEDIH!

"Memang siapa yang kau harapkan ada saat dirimu sedih? Menemanimu? Siapa? Pacarmu? Suamimu nanti? Temanmu? Saudaramu?"

YA MEREKA HARUSNYA ADA DI SAMPINGKU!

"Mengapa mereka harus ada?"

SAAT SENANG KAMI BERSAMA!

"Dua hal yang berbeda. Hanya Aku yang selalu ada di sampingmu selama ini saat suka dan duka."

I don't have close friend and I'm a close friend of none. Bahkan dengan pacarpun, tidak merasa sedekat itu. Aku benci menyebutnya pacarku. Aku ingin menendangnya jauh, rasanya. Aku tidak punya daya. Aku seperti di dalam lingkaran dan tidak bisa keluar. Sulit dimengerti.

Tidak ada segala sesuatu hal yang mengerti diriku seperti Engkau. Aku merasa lemah. Hidupku setipis rambut bercabang yang mudah patah. Hanya Engkau penyemangatku. Hanya Engkau alasanku masih kuat menjalani hidup ini. Engkau yang membuatku merasa kuat, kompeten, pintar, cantik, dan bisa melakukan segalanya.

Tuhanku, mengapa selalu ada senang dan kemudian sedih?

Mengapa saat senang selalu bersama dan sedih selalu sendiri?

Engkau Maha Mengetahui, berikanlah Aku hati yang lapang. Masalahku hanya setitik jika dibandingkan masalah orang lain. Aku tahu, Engkau sedang mengujiku. Terima kasih telah terus bersamaku saat Engkau mengujiku. Aku tidak pernah merasa sendiri karena Aku tahu Engkau menemani. Saat air mata terus mengalir, hati ini rasanya sedang Engkau rangkul dan Engkau berkata "menangislah".

Aku merasa Engkau begituuuuu dekat. Apapun yang Aku minta selalu dikabulkan. Engkau mendengar doaku setiap hari. Ya Allah pemilik hati ini, tenangkanlah. Semua akan baik-baik saja. Ini hanya ujian. Terima kasih telah terus melatihku.

Aku seperti memiliki diriMu di dalam hatiku, setiap kali Aku marah, Engkau selalu berbisik "hey, sabar". Meski terkadang Aku mengabaikannya. Seperti selalu diawasi, dilindungi. Alhamdulillah. Aku sudah merasa baikan. Kini Aku cukup menuliskannya dan menarik nafas.

Engkau pemilik hati dan seluruh jagat raya ini, semua Aku serahkan kepadaMu. Berikanlah yang terbaik untukku ya, Allah. Semua rencanaMu indah. Semua ciptaanMu indah. Berikanlah Aku petunjuk untuk menuju rencana indahMu.

Entah akan dibilang apa, tapi dialogku dengan Tuhanku begitu nyata. Allah seperti apa yang kau sangkakan. Hidup lebih indah dari yang kau kira. Cukup mengikuti jalan yang telah ada dan tidak melanggar peraturan. Sedikit jalan bolong pasti akan dijumpai. Tapi coba lihat kiri dan kanan, pemandangan indah untukmu.

Kemudian Aku berpikir, manusia adalah makhluk sosial yang dinamis. Dinamis. Sangat mengerikan jika berhubungan dengan janji. Janji apapun. Resmi atau tidak resmi. Aku sudah harus siap dengan kedinamisan tersebut. Oleh karena itu, jangan bergantung dengan manusia. Jangan heran, orang yang kau kenal dekat bisa berubah 180 derajat seketika. Dinamis! Bergantunglah pada Allah, tidak akan ada kecewa. Ikhlas. Serahkanlah, semua milikNya.

Saat diriku kehilangan orang paling berjasa di dunia ini, Aku bisa kuat menjalaninya karena Allah bersamaku. MilikNya diambil kembali. Aku harus ikhlas. Katakan pada masalahmu "Hey problem! I have big GOD!"

Life must go on..

Friday, April 24, 2015

Entah dengan siapa, pokoknya tahun depan!

My emotions update status.

Akhir-akhir ini gue sedang excited mempersiapkan "my future wedding". Kenapa Future Wedding? Hm ya karena belum tahu kapan pastinya hari itu akan berlangsung, jadi masih angan-angan. Tapi dengan kesatuan tekad, semoga Allah mengizinkan juga, gue mau Future Wedding itu terjadi tahun depan. Akhir tahun depan setidaknya.

Sampai sekarang belum tahu siapa calonnya. Belum ada yang melamar. Semoga Allah segera mengirimkan jodoh untukku. Entah mengapa, persiapan gue lebih kepada persiapan untuk gue sendiri. Mau pakai gaun seperti apa, di gedung apa, cateringnya bagaimana, seserahan apa aja yang gue mau, dll.

I have a you can say, boyfie. But. He's not interesting in this I thought. Bodo amatlah. Gue enggak mau pusing. Pokoknya dengan dia atau bukan, gue mau menikah tahun depan. Gue sudah lelah tidak diperhatikan. Gue menikah bukan untuk disayangi semata. Gue ingin menikah untuk ibadah. Memiliki anak. Membesarkan anak. Cukup Allah. Cukup Allah yang mencukupi rasa sayang di dalam diri, gue sudah merasa disayangi Allah. Cukup Allah yang mencukupi segala kebutuhan gue. Cukup Allah.

Pacar. Suami. Anak. Orang tua. Semua hanya titipan. Semua milik Allah.

Aku hanya, terima kasih Allah telah selalu bersamaku dalam susah dan senang. Terima kasih selalu melindungiku saat Aku terancam. Terima kasih selalu merawatki saat Aku sakit. Terima kasih selalu menyayangiku. Terima kasih telah memenuhi semua kebutuhanku. Itu sudah lebih dari cukup.

Jika gue menggantungkan diri, berharap pada manusia. Kekecewaan yang akan didapat. Manusia tidak sempurna. Manusia punya nafsu. Manusia bisa berubah kapan saja. Manusia memiliki peluang besar untuk menyakiti satu sama lain. Tapi, jika menggantungkan diri dan berharap pada Allah, maka kebahagiaan yang akan didapat. Aku menaruh seluruh harapanku padaMu, ya Allah.


Thursday, April 23, 2015

Avengers 2: Age of Ultron



Okay.

I'll tell you the review of this film. 

Tadi baru saja menonton film ini dari jam 18.15 s.d. 20.30 sekitar 135 menit ya durasi filmnya. Hm. Entah mengapa. So sorry. I have to say. So bored. Sorry people. Dari awal film sampai satu jam film berlangsung itu membosankan sekali. Terlalu banyak musuh. Terlalu banyak cast, I guess.

Begitu banyak cast baru. The twins. Helen peneliti. Keluarga pemanah. Ultron 1. Ultron 2. Secara otomatis banyak cerita yang mengantar cast baru tersebut ditambah kisah cinta Dr. Banner sama Natasha. Gue juga bingung sama adanya Ultron 1 dan Ultron 2 yang kayaknya musuh yang diada-adain. Ngeselin.

Di samping kekurangan jalan ceritanya, efek di film ini keren banget. Scene berantemnya keren. Seru banget. Lucu. Sedih. Hal paling sedih adalah scene twins cewek yang menangis saat saudara kembarnya yang cowok mati. Nangisnya tuh sedih banget. Sampe banget ke gue. Nangis dengan mata merahnya itu dapet banget.

At the end, bad ending gitu ya. Hulk mengasingkan diri, Thor pulang ke Asgard, Pemanah pulang ke rumah yang katanya itu proyek terakhir Kita lihat aja apakah dia ada di Avengers 3 atau enggak, Stark kembali ke rumah Ohiya tidak ada Pepper di Avengers 2 katanya lagi sibuk sama kerjaan di negara mana gitu Hm, tersisa di gedung Avengers Baru ada Captain America dan Black Widow yang mengajarkan "New Avengers".

Overall, yaaaaaaaaaa, we can say "NOT BAD!"

Wednesday, April 22, 2015

Mama

Happy 54th Birthday, my dearest Mama Elistina!

If only you were here. Mungkin Kita sudah tiup lilin bareng. Makan malam bersama.

Sudah tiga tahun Kita terpisah. Rasanya baru kemarin Mama pergi meninggalkan Kita semua. Sudahkah Mama tidur dengan nyaman? Ade selalu berusaha terus mengirimkan doa karena hanya itu yang Mama butuhkan ya. Dalam setiap doa, Ade terus meminta Allah agar memberikan Mama tempat ternyaman untuk Mama beristirahat. Allah pun mengetahui apa yang telah Mama lakukan untuk Kami. Allah pasti memberikan tempat ternyaman untuk Mama, Ade yakin itu.

Maaaaaaaaa, terima kasih ya. Akhir-akhir ini Ade sering lihat Ibu muda beranak satu yang kerepotan mengurus anak. Ade langsung membayangkan repotnya Mama punya empat anak yang umurnya berdekatan. Nanti saat Ade punya anak, semoga Ade bisa seperti Mama, tetap bekerja dan anak tetap  terawat. Semoga Ade tidak merasa direpotkan karena hal itu merupakan kewajiban.

Semoga Ade mendapatkan jodoh terbaik dari Allah ya, Ma. Semoga Mama merestui karena restu Mama restu Allah juga. Entah akan sesedih apa saat pernikahan Ade nanti (meski masih lama), tanpa Mama.

Maaaaa, terima kasih telah mengajarkan Kami berpuasa. Selalu teringat meskipun telat bangun sahur, tapi Mama selalu mengajarkan Kita semua untuk tetap berpuasa. Kami selalu kangen suara Mama memimpin doa niat berpuasa. Suara yang lantang. Kami kangen saat-saat menunggu pembagian makanan sahur yang Mama ambilkan. Kangen masakan Mama, so badly.

Ade masih ingat saat kecil, saat bulan Ramadhan Mama mengajak Ade ke pasar dan enggak kuat puasa. Mama membolehkan Ade membatalkan puasa tapi Mama tetap puasa. Suatu hari nanti Ade juga akan mencontohkan hal tersebut ke anak Ade, Ma.

Ma, Ade nyesel enggak pernah bantuin Mama masak. Ade jadi enggak jago masak kayak Mama. Tapi Ade bisa kok bikin rendang, gulai, sayur nangka, Ma. Kan tinggal beli bumbu Gerak Tani langganan Mama. Hehehe

Ma, tenang di sana ya.

Ya Allah, Ya Tuhanku, hanya kepada Engkau Aku meminta, berikanlah tempat ternyaman untuk Mama beristirahat. Ampunilah dosa Mama. Terima kasih telah menjadikan Mama sebagai Ibuku ya, Allah. Me so blessed!

Kartini 2015


Yesterday, April 21st 2015 is Kartini Day. All KALBIS Institute's employees wearing Kebaya. It's really fun! Kerja sambil menahan nafas karena torso yang ketat, untungnya lagi puasa jadi enggak gendut perutnya.

Meskipun setiap tahunnya Hari Kartini selalu dirayakan, tetapi masih banyak lho wanita yang belum "maju". Masih banyak tuh tetangga gue yang merasa cewek itu ya menikah, mengurus anak, memasak, cuci baju, dll. Gue pernah coba untuk sedikit membuka pikirannya. Tapi susah, mindset sudah jadi prinsip sepertinya. Hehehe.

Menurut gue sendiri, Hari Kartini adalah momentum, remindering to ourself. Mama adalah Kartini untuk gue. Dari lahir gue sudah melihat Kartini. Mama selalu menjunjung tinggi pendidikan bagi anaknya. Mama bekerja untuk keluarga, tapi Mama juga merupakan istri yang baik.

Gue selalu berkeinginan menjadi seperti Mama. Bekerja meraih kesuksesan, membesarkan anak-anak hingga menjadi anak yang baik, menjadi istri yang patuh kepada suami, dan hamba yang selalu bersyukur.

Menurut gue, emansipasi wanita bukan berarti harus mengalahkan pria. Emansipasi wanita buat gue lebih kepada, you can do it as good as man. Bukan hanya pekerjaan berat sih. Tetapi lebih kepada kini wanita dapat duduk berdampingan bersama pria dan diperhitungkan pendapatnya.

Terima kasih Ibu Kartini telah menginspirasi wanita Indonesia.


Friday, April 17, 2015



I just wanna tell you that I really love with this man's style when he singing in this The Man Who Can't Be Moved's video clip. Apa ya?! Really cool. Berbeda sekali sama band di Indonesia yang kakinya lentik saat mereka nyanyi.

Almost Is Never Enough - Ariana Grande feat Nathan Sykes




Really in love with this song.

Pertama kali mendengar kontestan X-Factor Indonesia menyanyikan lagu ini saat audisi, langsung suka. Ismi Riza. Menurut gue, versi Ismi Riza yang paling "kena". Mau coba dengerin?

Ini versi Ismi Riza:
https://www.youtube.com/watch?v=Wj30uKl51Js

Another version:
https://www.youtube.com/watch?v=Z2AzxS8u7D8
https://www.youtube.com/watch?v=eihLQ05dLLc

Tentunya yang terbaik penyanyi aslinya. https://www.youtube.com/watch?v=b87dBaL4qI0
Entah kenapa gue tidak suka banget deh, lagi enak-enak nyanyi ada suara Nathan Skyes masuk. Kayak ganggu gitu. Harus banget nyanyi berdua ya?

Almost Is Never Enough - Ariana Grande feat Nathan Sykes

I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie

And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'd be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve

Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough 
We were so close to being in love 
If I would have known that you wanted me, the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

Oh, oh baby, you know, you know, baby
Almost, baby, is never enough, baby
You know

And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough (is never enough, babe)
We were so close to being in love (so close)
If I would have known that you wanted me the way I wanted you (babe)
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

And we almost, we almost knew what love was (baby)
But almost is never enough

Oh, oh baby, you know, you know, baby
Almost is never enough baby
You know

Wednesday, April 1, 2015

Let it go

When you reading my previous post titled Heart Break, maybe you'll asking me "what happened next?"
Then, I'll tell you.

About a week. Sepertinya memang segitu batas maksimum Kami "diam". Dalam diam gue berpikir, about this relationship. Are you ready? Apakah gue sudah siap punya teman hidup yang cuek dan tidak romantis? Apakah gue tidak akan mengeluh nantinya? Apakah dia akan mengerti dan mengubah sikapnya? Apakah ada pria yang lebih baik darinya? Apakah gue akan lebih bahagia tanpa dia?

Every night. I think of you. Us.

Entah. Kadang gue begitu ikhlas. Kadang gue begitu tidak mensyukuri. In normal situation, I really welcome, thank God with I ever have. But sometimes, I feel like I deserve got better than this and full of anger.

Saat Kami bersama kemarin, he told me that he needed a space to focus to his study and his job. I knew, it's related to our plan, marriage. "Banyak tugas kuliah setiap hari, kuliah harus lulus tepat waktu kalau enggak nikahnya diundur, harus kerja dan nabung juga. Andi banyak tekanan."

Damn, my tears drop.

Kebayang sih ya pusingnya. Cape kuliah dan kerja ditambah gue tukang ngambek. Gue harus mengerti. Stop complaining, Lydia! Dulu, gue ingin segera menikah karena untuk melarikan diri dari masalah di kantor atau rumah. Sekarang, gue ingin menikah karena gue merasa gue sudah siap.

Ya Allah, semoga waktu Kami tidak sia-sia.

Thursday, March 19, 2015

Heart Break

How to start?

...

Gue pengen menulis semua yang gue rasakan sekarang di blog ini tapi takut seminggu, sebulan, setahun kemudian pas baca lagi, gue malu. Gue pengen cerita semua yang gue rasakan sekarang ke seseorang, tapi gue takut orang yang denger bosen atau mau muntah.

Setiap orang punya masalah. Gue juga menikmati setiap masalah yang datang dan menjadikannya pelajaran hidup. Meskipun terkadang sering lupa apa yang membuat gue sedih dan begitu terpuruk di waktu-waktu sebelumnya.

Gue kira di dunia ini gue enggak sendirian. Gue kira dengan punya pacar, gue bisa membagi masalah gue dengan dia. Atau gue punya tempat untuk berkeluh kesah. Gue salah. Pacar gue pun manusia. Dia punya masalah sendiri, punya urusan sendiri, punya dunia sendiri.

Gue memaklumi hal tersebut, ya terkadang suka ngambek juga. Entah kenapa hari ini begitu meledak. I feel so tired being ignore and careless. Kalau hanya tidak saling berkomunikasi satu, dua, tiga hari, atau satu minggu itu sudah biasa.

Tapi..

Beberapa hari lalu, gue mengepost di PATH mengenai spion gue yang pecah akibat ada yang menyalip dan menabrak spion. Entah ini gue yang lebay atau bagaimana, pacar gue hanya seen saja. No comment, no BBM, no SMS. day 1. "Mungkin dia belum lihat PATH kali ya". day 2 when we met, gue penasaran, dia sudah lihat PATH belum sih, and how shocked i am, dia sudah seen  dan tidak ada kata terlontar yang mewakilkan rasa perhatiannya kepada gue, pacarnya, pacarnya selama 7 tahun lebih ini.

Kalau selama ini, gue ngepost, update status tentang apapun tidak dikomen, it's okaylah. Hm. Apa ya, honestly, gue juga butuh diperhatiin. Apakah dia sulit mengerti itu?

Ini bukan pertama kalinya, "kecelakaan" kecil di motor gue alami. Sebelumnya pernah juga spion gue pecah, dulu lebih parah, keserempet mobil. Alhamdulillah Allah selalu melindungi. Saat itu, sangat merasa kaget dan sedih. Gue menceritakannya ke pacar gue dan reaksinya adalah "Sayang banget spionnya". Seketika gue meledak. Kenapa spionnya? Bagaimana dengan gue? Gue marah. Kemudian dengan janji-janji palsu dia bilang ini terakhir kalinya dia cuek.

AND WHAT? He did it again. Many times.

I do love him. So much. Tidakkah wajar kalau gue menuntut perhatian?

Ya terserahlah, saat pacaran mau kayak gimana. Belum ada ikatan, hanya hati saja yang sakit kalau berpisah. Tapi saat memutuskan untuk menikah tapi masih seperti itu. Selain hati yang sakit, keluarga, Agama, belum lagi kalau sudah punya anak.

Apakah gue harus menerima kekurangnnya?

Apakah gue kuat selamanya diginiin?

Apakah ini adil?

Apakah memang seperti itu kalau menikah? Menerima kekurangan? Tapi masalahnya gue sudah tahu kekurangannya dan gue diem aja gitu?

So tiring.

Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui. Aku tidak pernah meminta pasangan yang kaya dan tampan. Hanya kepadaMu Aku memohon. Berikanlah yang terbaik menurutMu. Itu saja.

Saturday, February 14, 2015

Pendakian Gunung Cikuray



PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY
6-8 Februari 2015

Jumat, 6 Februari 2013
Meeting point di Pool Primajasa, Cililitan, Jakarta Timur. Janjian jam 8 malam. Ternyata hujan deras sedari sore. Membuat Kita semua telat. Gue aja dari rumah jam 19.30 karena nunggu hujan reda sambil mandi, sambil makan, sambil make up, sambil siap-siap. Hehehe. Untungnya jarak ke Cililitan enggak begitu jauh dan Kramat Jati tidak macet malam itu, tiga puluh menit saja sudah sampai di Pool Primajasa. Dianterin Papa sampai Pasar Induk terus naik 06A dan turun di depan Pool Primajasa.

Huft. Pool Primajasa ramai sekali. Di grup BBM belum ada tanda-tanda yang sampai tuh sepertinya. Berjalan pelan menuju ruang tunggu dan celingak celinguk. Dari kejauhan ada yang memanggil "Alid.. Alid.." Kemudian suara itu melewati gue. Si Ulan kejauhan turunnya. Dianterin Masnya ternyata. Untunglah karena Ulan paling jauh rumahnya, Jakarta Timur bukan wilayah dia. Hehehe

Sudah lama tidak bertemu, banyak yang diceritakan, excited! Empat orang lagi tidak juga kunjung datang. Nunggu Anto katanya. Hmm. Lagi asik ngobrol, ada Bapak-bapak yang bilang ke Kami "Neng, ke Garut ya? Ambil dulu tiketnya, nanti enggak kebagian lho!" Dengan santai gue menjawab, "Iya, Pak nunggu temen." Kembali mengobrollah Kami. Tapi mulai cemas karena orang si Pool ini makin banyak. Kemudian gue lihat di Pos Security banyak orang bergerumbul. Langsunglah bergegas ke sana. Dengan cekatan gue mendapatkan enam tiket. Nomor 46-50.

Kembali ke ruang tunggu. Sudah lama mengobrol untuk menunggu, gue dan Ulan memutuskan untuk keluar sambil menunggu empat orang lainnya. Benar saja. Sudah banyak yang masuk bisa. Kernet membacakan nomor untuk urutan siapa yang berhak masuk ke dalam bis agar tidak berebut karena macet jadinya bisnya jarang. Empat orang itu belum juga datang hingga hitungan ke dua puluhan. Duh, bikin panik saja.

Hingga hitungan empat puluh taksi mereka baru datang. Gue memastikan bisa masuk, Ulan mengarahkan mereka ke bis. Rempong bingits deh. Naro keril ke bagasi sendiri lagi. Diomelin untuk buru-buru. Diliatin orang-orang. Pas ke dalam bis, bis pnya sudah penuh. Duduk seadanya, terpisah. Apa-apaan ini. Niatnya mau aman tenang damai sentosa, eh malah acak kadul. Mending di Terminal Kampung Rambutan aja deh tahu gitu. Cemilan di keril, si Ulan jaketnya lupa diambil dari keril alhasil kedinginan.

Jam 21.30 berangkat dari Cililitan menuju Terminal Guntur, Garut dan jam 02.00 dini hari sampai. 4,5 jam dengab biaya Rp 52.0000,- /orang. Lumayan menegangkan. Bis malam tuh ya pasti ngebut. Alhamdulillah selamat.

Sabtu, 7 Februari 2015
Sampai di Terminal Guntur dan langsung menuju Musholla. Ada banyak orang yang juga akan mendaki, sekitar 20-an orang. Di Musholla sepi, toiletnya masih ditutup. Awalnya mau istirahat dulu di Musholla, tapi info dari kernet-kernet sekitar perjalan ke Pemancar lumayan jauh, mending dari sekarang jalannya. "Oke, Pak. Beri waktu untuk Kami makan. Sebentar sajaaaaa." Hehehe. Akhirnya makan dan siap-siap. Makanan di Jawa Barat tuh mahal-mahal deh. Malu gue sebagai orang Sunda. Gue makan bakso, nasi, ayam Rp 25.000,- dengan rasa yang sangat standaaaaaar!

Jam 04.00 Kami berangkat menggunakan mobil pick up. Satu orang dikenakan biaya Rp 45.000,- sudah berusaha menawar, tidak bisa juga. Yasudahlah. Berangkat bersama tim lain. Satu mobil pick up bisa masuk sampai 13 orang. Duduk seadanya, udara dingin, sweater tipis, dan ternyata perjalanan yang cukup panjang. Dua jam.

Satengah jam pertama jalanan normal. Lama kelamaan masuk ke kebun teh. Jalanan berbatu dna berbelok-belok. Aaaaaaaaaaaa seru.

Satu setengah jam perjalanan, pick up berhenti di suatu rumah gubuk. Registrasi ternyata. Dikenakan biaya Rp 10.000,-/orang. Lumayan mahal juga ya. It's okay-lah.

Sampai di Base camp Pemancar jam 6 kurang. Langsung siap-siap. Ke toilet dulu. Ah, duit habis untuk ke toilet. Dua ribu dua ribu.

Perjalanan dimulai ke arah kebun teh. Eh, tunggu dulu. Baru naik satu tangga, ada Pos. Diminta untuk menuliskan anggota tim dan uang "sukarela". Hoam. Entahlah Ulvi ngasih uang berapa di Pos itu. Kemudian perjalanan pun di mulai.

Melewati kebun teh dengan track tanah merah basah yang licin dan menanjak. Hua. Takut jatuh. Ah, manja sekali deh gue ini. Selalu, kalau nanjak takut jatuh, jalannya lama. Sampai-sampai Andi bilang "itu yang pakai Caterpillar KW aja enggak jatuh, Lyd." Tahu nih gue, udah pakai Merrel masih takut aja. Beneran deh, gue takut jatuh. Akhirnya sampai di Pos lagi. Pos apa yah namanya, lupa. Ada banyak sampah botol plastik pokoknya.

You know, disuruh registrasi lagi dong. "Sukarela" juga. Fiuh! Jawa Barat. Kami memutuskan beristirahat sebentar. Makan cemilan. Buka sweater, karena udara tidak lagi dingin. Nanti malah masuk angin lagi. Dari sini saja sudah bagus pemandangannya. 30 menit istirahat, Kami melanjutkan perjalanan kembali.

Terus menanjak. Makin lama makin tidak ada jalan datar. Waaaaah, belum pernah merasakan track begini.

To be continued..