Showing posts with label ♥earth. Show all posts
Showing posts with label ♥earth. Show all posts

Wednesday, August 3, 2011

SAMPAH - Jilid 2

SAMPAH. oooooooh sampah. sangat miris ngeliat lingkungan tempat tinggal gue yaitu, jakarta tercinta, kemarin dan saat ini. jujur, gue nggak punya solusi apa-apa tentang itu. gue nggak mengerti manajemen sampah yang baik seperti apa. apa sebaiknya yang harus dilakukan untuk menanggulangi sampah yang menurut gue udah tingkat dewa banget jumlahnya. setau gue sih memang ada jurusan manajemen sampah di indonesia. semoga aja para mahasiswa manajemen sampah saat lulus nanti kerjanya bukan jadi Public Relation atau Human Resource Development, atau jadi Broadcaster tapi bener-bener bekerja dimana bisa manfaatin ilmunya buat mengelola sampah yang makin lama makin ngebuat masalah besar. gue sih hanya bisa mengatur diri gue sendiri aja. setidaknya gue bukanlah salah satu penyumbang segala masalah yang diakibatkan oleh sampah. gue selalu mencoba tidak membuang sampah disembarang tempat dan menolak menggunakan plastik jika memang tidak benar-benar diperlukan. Gue nonton berita suatu ketika yang isi beritanya adalah “PEMERINTAH TIDAK MENYEDIAKAN SARANA KEBERSIHAN” dan ada beberapa warga yang diwawancarai yang buang sampah sembarangan dengan alibi “nggak ada tempat sampah disini jadinya buang sembarangan aja deh” hell-ooo alasan yang sangat cetek. kalo emang niatnya nggak mau buang sampah sembarangan bisa kaaan sampahnya dibawa dulu sampai nanti ketemu tempat sampah, kalo nggak ketemu-ketemu tempat sampah yaa buangnya di tempat sampah yang ada di rumah masing-masing bisa kalee. bikin hati ini bilang “Ya Allah, mau sampe kapan”. janganlaaah pemerintah selalu dijadikan acuan, kalo terus nunggu pemerintah yang beraksi duluan kapan kita mau reaksinya, seperti yang kita tau, pemerintah kita kan sibuknya minta ampuuun. Jadi aksi dari diri sendiri aja dulu. memang sih menurut gue, di indonesia banyak warga miskin yang nggak dapat pendidikan jadi mereka nggak tau apa arti penting tindakan “tidak membuang sampah sembarangan”. but that is not the only one reason, meskipun berpindidikan ada juga beberapa orang kantoran, mahasiswa, dan pelajar yang masih buang sampah di sembarang tempat. jadi apa dong yah yang menjadi alasan seseorang membuang sampah sembarangan? heeemm. mungkin karena ketidakperduliannya akan lingkungan kali yaa. Dengan tindakan membuang sampah ke tempat sampah yang gue lakukan mungkin nggak akan berdampak banyak buat lingkungan, umumnya Jakarta. tapi kalo semua orang membuang sampah ke tempat sampah bisa dipastikan Jakarta khususnya, akan menjadi bersih sih sih. Dan bisa dibayangkan dong nyamannya seperti apa? J
mama tidak mencontohkan gue untuk membuang sampah pada tempatnya. sering mama membuang sembarangan dan seketika itu juga gue menegurnya. orang tua bukanlah malaikat yang selalu benar. ketika anak sudah dewasa dan tahu mana yang benar dan salah dan orang tua melakukan kesalahan, sebagai anak yang sayang pada orang tuanya haruslah gue kasih tau apa yang baik dilakukan. hal yang sama mirisnya atau mungkin bahkan lebih miris lagi adalah saat gue liat orang tua yang menyuruh anaknya (balita) untuk membuang sampah sembarangan. bagaimana ya anak itu ketika besar? ada beberapa alasan lain mengapa masih ada orang yang buang sampah sembarangan “itu (menunjuk ke sampai yang berserakan) yang lain juga pada buang sembarangan nggak apa-apa” -____- kemarin, 14 Juli 2011 gue naik Kereta Commuter Line Manggarai-Depok, disebelah gue ada ibu-ibu yang baru naik dan duduk disebelah gue yang kebetulan kosong. Dan beberapa menit kemudian ibu tersebut makan buah kelengkeng yang ada sampah kulit dan bijinya. Gue melihat biji kelengkeng yang menggelinding. Satu kali. Dua kali setelah dia membuang sampah ke lantai, gue menegurnya “bu, jangan buang sampah sembarangan” dan jelas-jelas ada barang bukti biji kelengkeng yang jatuh ibu itu masih aja ngeles “ini dia (menunjuk ke anaknya) yang buang ke lantai” bagaimana ya pikiran si ibu itu. di Kereta Commuter Line yang sangat bersih, si ibu tega mencemarkannya. nggak seneng banget liat yang bersih-bersih kayaknya. dan setelah gue tegur seperti itu si ibu mungutin sampahnya dan masih terus ngelanjutin makan tapi sampahnya dimasukin ke kantong plastik. di kereta banyak banget hal-hal seperti itu. setiap hari gue pasti liat orang yang buang sampah sembarangan. PASTI. Padahal yah di setiap stasiun itu banyak lhoo tempat sampahnya. tapi emang dasarnya aja mau buang sembarangan. dan lebih ngeselin lagi tuh banyak orang yang buang sampah minuman atau makanan yang telah mereka konsumsi ke jalur rel kereta. padahal  kan jalur rel kereta itu batu-batu jadi susah buat dibersihinnya dan akan ngeganggu kereta juga. kenapa sih nggak bisa bertanggung jawab sama barang yang lo konsumsi yang udah masuk ke perut!!!! Kasian kan yah yang ngebersihin sampah di stasiun, nggak pernah ada habisnya. Kalau di kampus gue juga banyak sih yang bersihin sampah, nyapu-nyapu gitu. Tapi sampah yang mereka bersihin itu daun-daun yang gugur dari pohonnya. Bersyukur banget gue punya kampus yang bagus dan bersih. Alhamdulillah. meskipun hidup ini kayak sinetron, ceritanya udah bahagia tapi ada aja yang jahat ngerecokin. dan nggak jauh beda di kampus udah bersih sih sih tapi ada ajaaaaa yang ngotorin. mahasiswa sih jarang yang buang sampah sembarangan meskipun ada beberapa. tapi suka ada warga sekitar yang main atau sekedar jalan-jalan keliling UI dan membuat ulah yaitu buang sampah sembarangan bahkan buang sampah ke danau. arrrrrrgh!! tolong dong yaa yang main ke UI. udah gratis, bisa jalan-jalan, bisa liat rusa, bisa mancing, bisa foto-foto, bisaaa KAAN jaga sikap dengan tidak mengotori UI? cukup sekian. gue tidak akan berhenti menulis tentang sampah sampai nanti akhirnya berganti judul BERSIHNYA...

SAMPAH

SAMPAH. Apa itu sampah? Bagaimana ia timbul? Mengapa ia begitu menimbulkan banyak masalah? Mengapa kau tidak perhatian padanya? Mengapa kau selalu membuangnya dengan se-enak-tangan-keparat-mu-itu melambai? Mengapa? Mengapa?
Hmmmm. Itu hanya beberapa keluh kesah gue akan SAMPAH. Gue baru beberapa tahun belakangan ini amat sangat tertarik perhatian gue akan sesuatu yang disebut SAMPAH. Dan juga baru beberapa tahun belakangan ini, ada sesuatu yang tidak enak di-hati gue ketika melihat seseorang membuang sampah di sembarang tempat. Sembarang tempat. Sangat sembarangan.
Di angkutan umum contohnya, dengan mata kepala gue sendiri, di depan mata gue seseorang membuang sampah plastik minumannya ke jalan. HAH! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia begitu tega. Membuang sampah yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya sebagai pengkonsumsi minuman tersebut, kemudian sampah sisa minumannya dibuang begitu saja ke jalan. KE-JALAN. Tempat dimana mobilitas. Siapa yang akan membersihkan sampah yang dia buang kejalan itu? Apakah sekarang jalan sudah bertransformasi menjadi tempat sampah? saat itu, pengeennya gue menegur. “HELL-O bisa kan bertanggung jawab sama barang yang udah lo gunakan?” tapi lagi-lagi gue nggak bisa se-frontal itu.
Di Stasiun. Ini lebih parah lagi. Sangat parah. Stasiun. Ya. Seperti yang sudah orang banyak ketahui, di stasiun banyak terdapat pedagang-pedagang, pengamen, pengemis, pemulung, orang tidak-waras, dan lainnya. Saat gue menunggu kereta yang dinanti, menunggu duduk dengan manis sambil mendengarkan lagu-lagu di playlist  handphone. Banyak orang yang lalu lalang, banyak orang yang makan dan minum dan dengan se-suka-jiwa-nya melemparnya ke rel kereta. OHHHHHHH! Apa itu tempat sampah besar yang disediakan oleh PT. KAI? Gue melihat banyak sampah. banyak.
Entah sampai kapan akan terus begini. Tidak bisakah? Sejenak menyimpan barang yang telah selesai digunakan sampai nanti bertemu tempat sampah dan membuangnya kesana. Ke-tempat-SAMPAH. mau sampai kapan terus kotor? Ok. Salah. Setidaknya janganlah merugikan orang lain atas apa yang lo lakukan. Janganlah membuang sembarang seperti itu, aku pilu melihatnya. Simpanlah sejenak. Sejenak saja. Di dalam tas atau peganglah sejenak. Ok gue tahu, mengerti. TEMPAT SAMPAH DI INDONESIA atau lebih sempitnya lagi TEMPAT SAMPAH DI JAKARTA ITU SUSAH DITEMUIN. Tapi tolonglah, beri sedikit pengertian pada diri. Selagi tempat sampah nggak ada, simpan dahulu sampai nanti ada. Pasti ada. Bawa saja sampai kerumah kemudian buang sampahnya di rumah. Ada tempat sampah kan di rumah?
Gue pun juga merasa amat sangat kekurangan tempat sampah. sepanjang jalan dari Kramat Jati sampai Depok tidak terdapat SATU pun tempat sampah. NO ONE. Paling yang ada hanya tempat sampah para pedagang yang berada di pinggir jalan. Wajarkan kalau Jakarta terus banjir? Wajarkan kalau di pinggir jalan atau dimanapun tersebar sampah-SAMPAH?

Wednesday, May 11, 2011

SAM-PAH

SAMPAH. Apa itu sampah? Bagaimana ia timbul? Mengapa ia begitu menimbulkan banyak masalah? Mengapa kau tidak perhatian padanya? Mengapa kau selalu membuangnya dengan se-enak-tangan-keparat-mu-itu melambai? Mengapa? Mengapa?
Hmmmm. Itu hanya beberapa keluh kesah gue akan SAMPAH. Gue baru beberapa tahun belakangan ini amat sangat tertarik perhatian gue akan sesuatu yang disebut SAMPAH. Dan juga baru beberapa tahun belakangan ini, ada sesuatu yang tidak enak di-hati gue ketika melihat seseorang membuang sampah di sembarang tempat. Sembarang tempat. Sangat sembarangan.
Di angkutan umum contohnya, dengan mata kepala gue sendiri, di depan mata gue seseorang membuang sampah plastik minumannya ke jalan. HAH! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia begitu tega. Membuang sampah yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya sebagai pengkonsumsi minuman tersebut, kemudian sampah sisa minumannya dibuang begitu saja ke jalan. KE-JALAN. Tempat dimana mobilitas. Siapa yang akan membersihkan sampah yang dia buang kejalan itu? Apakah sekarang jalan sudah bertransformasi menjadi tempat sampah? saat itu, pengeennya gue menegur. “HELL-O bisa kan bertanggung jawab sama barang yang udah lo gunakan?” tapi lagi-lagi gue nggak bisa se-frontal itu.
Di Stasiun. Ini lebih parah lagi. Sangat parah. Stasiun. Ya. Seperti yang sudah orang banyak ketahui, di stasiun banyak terdapat pedagang-pedagang, pengamen, pengemis, pemulung, orang tidak-waras, dan lainnya. Saat gue menunggu kereta yang dinanti, menunggu duduk dengan manis sambil mendengarkan lagu-lagu di playlist handphone. Banyak orang yang lalu lalang, banyak orang yang makan dan minum dan dengan se-suka-jiwa-nya melemparnya ke rel kereta. OHHHHHHH! Apa itu tempat sampah besar yang disediakan oleh PT. KAI? Gue melihat banyak sampah. banyak.
Entah sampai kapan akan terus begini. Tidak bisakah? Sejenak menyimpan barang yang telah selesai digunakan sampai nanti bertemu tempat sampah dan membuangnya kesana. Ke-tempat-SAMPAH. mau sampai kapan terus kotor? Ok. Salah. Setidaknya janganlah merugikan orang lain atas apa yang lo lakukan. Janganlah membuang sembarang seperti itu, aku pilu melihatnya. Simpanlah sejenak. Sejenak saja. Di dalam tas atau peganglah sejenak. Ok gue tahu, mengerti. TEMPAT SAMPAH DI INDONESIA atau lebih sempitnya lagi TEMPAT SAMPAH DI JAKARTA ITU SUSAH DITEMUIN. Tapi tolonglah, beri sedikit pengertian pada diri. Selagi tempat sampah nggak ada, simpan dahulu sampai nanti ada. Pasti ada. Bawa saja sampai kerumah kemudian buang sampahnya di rumah. Ada tempat sampah kan di rumah?
Gue pun juga merasa amat sangat kekurangan tempat sampah. sepanjang jalan dari Kramat Jati sampai Depok tidak terdapat SATU pun tempat sampah. NO ONE. Paling yang ada hanya tempat sampah para pedagang yang berada di pinggir jalan. Wajarkan kalau Jakarta terus banjir? Wajarkan kalau di pinggir jalan atau dimanapun tersebar sampah-SAMPAH?