Thursday, August 28, 2014

Gunung Papandayan


Gunung Papandayan 2622 mdpl


23-24 Agustus 2014 lalu, kami berdelapan melakukan pendakian ke Gunung Papandayan, Garut.

Dimulai dari persiapan hari Rabu, 20 Agustus 2014 membeli beberapa logistik dan membayar uang sewa tenda. Kemudian, hari Kamis, 21 Agustus 2014 packing. Hari Jumat, 22 Agustus 2014 persiapan perjalanan ke Garut dini hari.

Awalnya, hanya berlima saja. Kemudian bertambah menjadi delapan orang. Hal tersebut menjadikan gue panitia dadakan. Akhirnya gue sibuk mempersiapkan rundown, menu makanan, obat-obatan dan lainnya. Agak lumayan pusing juga karena biasanya tinggal bawa badan aja, tapi ini harus mempersiapkan makanan untuk orang lain. Jujur saja ini karena pengalaman sebelumnya, "naik gurung kekurangan makanan", gue tidak ingin itu terulang lagi, kali ini nanjak gunung harus kenyaaaaaang!

Here you go, beberapa pengalaman gue di Papandayan yang gue bagi dalam beberapa subjek:

1. CUACA
Saat naik dan turun gunung SANGAT DISARANKAN memakai pakaian panjang. Celana dan baju panjang berbahan katun. Papandayan sangat panas, broh! Ini aja, pulang dari sana muka dan badan gue yang tidak tertutup, jadi hitam legam.

Saat malam, Papandayan berubah menjadi amat sangat dingin. Saat gue bermalam di sana, katanya sih itu -3 derajat celcius lhoooooo. Harus banget bawa baju dan jaket tebal, kaos kaki dan sarung tangan berlapis-lapis, celana berlapis-lapis, masker, dan topi yang menutupi kuping.

2. MAKANAN
Membawa makanan sesuai selera dan nafsu makan masing-masing. Kalau gue sih kemarin untuk 2 hari 1 malam, gue menyiapkan 4 kali makan. Makan siang, makan sore + barbeque, sarapan , makan siang hari ke dua. Perut tidak pernah lapar. Hehehe. Selain itu di tempat ngecamp yaitu, Pondok Salada juga terdapat abang Cilok yang beroperasi dari jam 8 pagi - 4 sore. Jadi jangan takut kelaparan, cukup bawa uang yang banyak aja. Di beberapa pos juga banyak warung untuk sekedar ngopi, makan gorengan atau bikin mie rebus. Harga makanan di warung-warung Papandayan cukup terjangkau kok, enggak lebay harganya. Jangan takut kekenyangan, ada toilet kok di Pondok Salada.

Mengenai air juga enggak kalah, di Papandayan air melimpah. Malahan, ada toilet dan tempat untuk mencuci piring. Untuk yang satu ini, gue rada-rada gimana gitu ya. Jadi kurang berasa di gunung aja gitu. Semua fasilitas ada. Gue enggak bawa sabun sama sekali. Gue kira sama seperti di Gunung Gede, dilarang bawa sabun. Ternyata di sini dibolehkan, entah dibolehkan atau membolehkan diri. Banyak yang cuci piring, cuci muka, mandi pakai sabun. HUH! Tahu gitu bawa sabun deh.

3. TRACK
Berangkat dari Jakarta - Garut 5 jam
Disarankan dari Kampung Rambutan, 24 jam ada bisnya. Tarif bisnya Rp 42.000,- / orang

Terminal Guntur - Cisurupan 45 menit
Naik angkutan umum, Rp 15.000,- / orang

Cisurupan - Camp. David 30 menit
Naik pick up, Rp 20.000,- / orang

Camp. David - Pondok Saladah 2 jam. Kalau santai banget 3 jam. Tracknya panas banget, jalanan berbatu, untungnya saat itu enggak hujan, kalau hujan pasti licin banget. Tanjakan Mamang lumayan juga, tapi cukup sebentar kok, don't worry!

Pondok Saladah - Puncak sekitar 2 jam, mungkin. Soalnya gue enggak muncak hehehe.


Jumat, 22 Agustus 2014. Persiapan berangkat dari Kalibata City.

Carrier & Daypack.

Berangcuuuut!

Arrived at Garut, early morning.

Menuju Cisurupan.

Menuju Camp. David

Di tengah perjalan menuju Camp. David ada penampakan Gunung Cikuray, INDAH SEKALI!!!

Bersama tim lain, saat menuju Camp. David ada mobil lain yang mogok, jadi berhenti dulu deh.

Karena tanjakan yang curam, muatan mobil dikurangi dulu, cowok-cowok turun dulu ya, jalan kaki.

Sampai di Camp. David!!! Yeay!

Awal perjalanan.

Kawah Papandayan.

Take a break.

Menuju Pondok Salada.

Di Pondok Saladah

Full team sebelum pulang



Monday, August 18, 2014

Sports Station - Dirgahayu Republik Indonesia


Firstly, I wanna say HAPPY 69th INDEPENDENCE DAY, Indonesia!

Pernah liat poster ini, guys?
Jadi, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tahun ini, Planet Sports mengadakan promo ini nih. Gue sih pernah lihat poster ini di Path sebelum hari H 17 Agustus. Gue pikir, what ever apa pun itu. Ternyata sangat berpengaruh terhadap kehidupan gue di hari Minggu...

Berawal dari menemani Aa Deri yang mau beli sepatu tracking. Dikarenakan gue dan Andi sudah biasa dengan merk Merrel untuk sepatu tracking, akhirnya kami meracuni Aa Deri untuk beli Merrel juga. Waktu bulan Ramadhan pas kami lagi beli baju lebaran, di Sports Station Cibubur Junction ada sepatu Merrel yang diskon 70% harganya jadi sekitar Rp 450.000,- murah sekali dong. Andi waktu itu mau beli, tapi gue tahan, karena untuk apa gitu, udah punya sepatu banyak. Akhirnya tidak dibeli.

Dengan berbekal pengetahuan diskon terakhir yang cukup besar, kami mengompori Aa Deri. Pergilah saat itu ke Sports Station Cibubur Junction. Sesampainya di sana, udah curiga tuh. Kok tutup ya. Tapi kok di dalam toko banyak orang. Lagi ada lomba belanjakah? Ternyata permisa, Sports Station membuat kebijakan bahwa "Toko ditutup sampai dengan customer yang di dalam selesai berbelanja. Setelah itu akan dibuka kembali dan begitu seterusnya." WHAT A STUPID!

Menurut gue itu sangat tidak efektif. Karena orang yang berbelanja di dalam pun tidak diberi batas waktu. It's okay. Kami menunggu. Satu jam lebih menunggu. Akhirnya toko dibuka, dengan embel-embel sebelumnya si karyawan mengeluh "Saya belum makan nih......" Who cares? Jadi para karyawan tidak sempat beristirahat karena customer tidak henti berdatangan. Hmmmmmmmmmmm. Bikin promo tapi tidak bisa mengelolanya. Senjata makan tuan.

Dear staffs, I know you are tired.. But who cares? Salahin manajer kamu dong yang tidak bisa mengatur. Harusnya jumlah karyawannya ditambah lagi agar bisa bergantian.

Setelah menunggu, akhirnya toko dibuka. Kami masuk berdesakan. Sepatu yang kami cari, Merrel sepi peminat. Yaaaaa karena yang Buy 1 Get 1 kebanyakan Converse dan Airwalk. Dengan damai menuju Merrel. AND. Diskonnya sangat kecil, yaitu 30%. OH MY GOD.

Harga sepatu menjadi satu jutaan. Tapi sangat worthy. Akhirnya sepatu pun dibeli. Kemudian menelusuri hal-hal yang sebenarnya tidak perlu tapi dicari-cari untuk dibeli. Tadinya gue dan Andi mau beli Converse, Rp 500.000,- dapet dua pasang. Yang tersisa hanya yang berwarna hitam. Kurang menarik. Akhirnya enggak jadi. Gue memutuskan membeli kacamata renang, karena kacamata sebelumnya hilang. Saking lamanya enggak renang jadi hilang :( Aa beli kaos Chelsea dan kaos kaki.

Lagi asik-asiknya dapat barang yang diinginkan yang limited quantity, salah seorang staf menawarkan "Itu jadi dibeli? Sini....." untuk mengambil barang tsb dan ditaruh di kasir. Bener aja... Hal tersebut membuat masalah baru. Barang printilan macam kacamata renang dan kaos kaki hilang di kasir. Staf itu lupa naro di mana. Again, WHAT A STUPID!

Dicariin lagi kaos kaki sama stafnya, Aa bilang "Bukan yang itu, beda, tadi tinggal satu". Anjrit emang, cape-cape ngubek-ngubek, malah diilangin. Kalau lagi sepi sih gapapa, ini lagi rame, pake dikumpulin segala barang-barang orang, kenapa sih enggak membiarkan customer memegang barang yang mau dibeli. Lagi diskon kayak gitu kan itu hasil perjuangan banget nyarinya.

Akhirnya, gue enggak jadi beli kacamata renang dan Aa enggak jadi beli kaos kaki. Padahal kacamata renang gue itu sama warnanya dengan baju renang gue. FYI, itu di kasir penampakannya kayak kapal pecah. Semua barang-barang orang yang mau dibeli, ngumpul semua di situ. Malah di sebelah gue ada masalah sama "Bukan itu sepatu saya, warnanya benar itu tapi tali sepatunya cokelat" dan masih banyak lagi permasalahannya, box sepatu berjatuhanlah. Yang paling parahnya lagi, baju Chelsea yang mau Aa beli kan warna putih, stafnya itu naruhnya dibawah sembarangan banget.

Manajernya ada enggak sih? Ada. Dan hanya ngemeng-ngemeng gitu "Kamu harusnya begini, begitu...."

Kasian. Staf kan gimana manajernya.

Yah begitulah pengalaman yang cukup menyebalkan. Saran aja sih, bagi instansi yang mau membuat promo apa pun, manajemennya dimantapkan dulu. Kasian stafnya lho kecapean dan customer pun kecewa. Beli sepatu mending enggak usah pas promo-promo gitulah. Harganya juga enggak turun-turun amat. Same aje.

Sekian dan terima kasih.

Thursday, July 24, 2014

7th Anniversary



Sebelumnya belum pernah terpikirkan akan punya hubungan yang bisa dibilang cukup lama dan semoga akan terus lama sampai dengan ke pernikahan, punya anak, cucu dan selanjutnya-selanjutnya sampai bertemu lagi di Surga. AMIN.

UW! Berat banget ya ngomongin Surga. Hehehe. Yakan pengharapan, gapapa dong ya.

Mungkin, bagi sebagian orang 7 tahun itu waktu yang lama untuk sebuah hubungan "pacaran", atau bahkan ada juga yang lebih lama dari 7 tahun masa pacarannya. Bagi gue sendiri, 7 tahun bukan waktu yang sebentar dan juga bukan waktu yang cukup lama untuk saling mengenal satu sama lain. Yep, butuh waktu seumur hidup untuk saling mengenal. So..... 7 tahun itu cetek banget ya?

Lebih kepada, enggak berasa ya sudah 7 tahun aja. SO MANY STORIES. Banyak banget momen yang sudah jalanin, rasain, lewatin bareng-bareng. Mulai dari sayang-sayangan, benci-bencian, marah-marahan, nangis-nangisan, ketawa-ketiwi, mesra-mesraan, diskusi panjang lebar, diam seribu bahasa, susah senang dihadapi bareng.

Ternyata saat itu umur gue masih 16 tahun. Too young, right? Mungkin kalau nanti gue punya anak gadis, gue belum mengizinkan pacaran di umur segitu, but I did it. Hehehehe not fair. Meski pacaran dari umur belasan, saat itu dia masih 19 tahun, tapi tidak menghalangi untuk membangun cita-cita masing-masing. We support each others. Honestly, harus diakui, bisa sampai sejauh ini, itu adalah karena dirinya yang selalu sabar untuk mempertahankan hubungan ini. Kalau enggak, mungkin hanya 1 bulan.

In this moment,

I wanna say thanks, to you dear, for all the kindness love. May Allah bless our love till the end.

Tuesday, May 6, 2014

Suka Suki all-you-can-eat

Last Sunday,

I went to this restaurant at Atrium, Senen.

Tergiur dengan "all-you-can-eat" yang tertera di promo yang ada di Lakupon.com gue pun akhirnya membeli kupon tersebut seharga Rp 98.000,- for two person. It's like buy 1 get 1, gitulah. Dasar Ibu-ibu (Eh, belum jadi Ibu, calon Ibu nantinya hehehe.) And sorry for Putra, yang telah berhasil gue racuni untuk juga membali kupon ini. So sorry for not recommended restaurant, actually.

My transaction for Suka Suki

AND

My opinion for this restaurant is "VERY BAD"

How can I explain my disappointment about this restaurant is with quotes, bold, underline, and enlarge it.
How bad?

Very bad.

1. Place. Tempatnya sangat dibuat tidak nyaman, hanya berada di koridor yang bisa dilalui orang-orang yang sedang berjalan melihat-lihat mall.

this picture is from google
this picture is from google

2. Menu. Makanan yang "all-you-can-eat" sangat tidak variatif. Bisa dibilang, kemaren itu gue cuma makan segala jenis siomay dan teman-temannya. Ada juga sih, bihun, kwetiau, jamur, tapi itu cuma sedikit (maksudnya sedikit adalah cuma ada satu atau dua kotak yang disediakan) dan kemudian habis. Padahal..

Dalam paket tertera ice cream, tapi katanya, habis.. bis.. bis..

HABIS?

"Mohon maaf ya, Mba har ini ice cream-nya sedang habis. Mau dipakai kuponnya hari ini?"
WHAT THE HELL. How come? "Setiap hari memang enggak ada ya?"
"Weekdays ada, kalau hari Minggu suplier-nya tidak mau mengantarkan, padahal kami sudah minta."
HEY! YOU THOUGHT THAT WITH WHO YOU TALKING TO? A BABY? Mana ada, orang atau perusahaan atau restauran yang memesan makanan atau apalah ke sebuah perusahaan like Walls, kemudian perusahaan tersebut enggak mau nganter di hari Minggu, ya bisa aja sih, itu pun kalau enggak dibayar alasannya juga. Not logic! "OOOOOH!"

Mending jangan ditulis ice cream all-you-can-eat deh di daftar menu kalau enggak bisa menyediakannya. Strategi bisnis kok membohongi konsumen sih?

And another weird moment are
Sejak awal datang, gue sudah mengeluhkan tentang saus cabe yang tinggal sedikit tapi gue tidak memberi tahu pelayan, gue pikir masih bisa diambil pelan-pelan. Kemudian pada satu saat, sausnya benar-benar habis dan gue memberitahukan kepada pelayan dong, and you know what the respond?

"Maaf Mba, sausnya habis." dengan muka takut-takut.
I knew, bukan pelayannya yang salah, tapi memang konsep restauran ini yang memang tidak pro ke konsumen, all-you-can-eat apa? "HAH? HABIS? KOK BISA HABIS SIH? ANEH?!" gue sudah tidak bisa lagi mentoleransi keabstrakan ini. Rrrrrrrr.

GAK NGERTI LAGI GUE CUY!

this picture is from google

Kalau pada gambar di atas, lemari es or what ever itu berisi boks yang berwarna hijau, merah dan putih itu banyak, kalau pengalaman gue kemarin, lemari esnya sih ada dua, tapi yang diisi cuma satu lemari es dan itu pun boks-boksnya itu cuma dikit, ya berkisar antara 10-20 boks saja. Sangat terjangkau sekali untuk ukuran all-you-can-eat ya. Applause!

this picture is from google

Kalau gambar di atas, bakso, siomay dan lainnya bentuknya utuh. Sepengalaman gue kemarin, semuanya dipotong kecil-kecil. Ya bagus sih, jadi enggak perlu motong lagi pakai sendok langsung dilahap. Irisan dagingnya tipiiiiiiiiiiis banget, gue penasaran.. motong, eh ngirisnya pake apa. Jamurnya habis, jenis sayuran cuma dua.

Kalau di gambar ini kan utuh satu bakso, kalau kemarin tuh satu bakso dibagi dua dan dalam satu boks cuma ada empat potong bakso yang sudah dipotong-potong.

Ada dua menu yang disajikan langsung dari pelayannya, pangsit dan daging, jadi kalau habis, minta ke pelayannya langsung. Ada dua jenis kuah, tomyam dan kaldu. Tomyam sangat aneh rasanya, gue pakai untuk masak daging aja, kalau yang kaldu sangat enyaaaaaaak apalagi ditambah bawang putih.

Harga all-you-can-eat di atas belum termasuk minuman, harga minuman berkisar antara Rp 7.000,- sampai dengan Rp 20.000,- an. Kemarin sih, gue belinya Es teh manis RP 8.000,- dan Es teh tawar RP 7.000,-

3. Services. Biasa-biasa aja. Sebenernya sih, pelayannya tidak seburuk pelayan Solaria, tapi mungkin karena sudah kesel sama restaurannya, ya otomatis berpengaruh juga ke penilaian pelayannya, jadi kesel ke pelayannya juga. Padahal kan yang harusnya disalahkan konsep restaurannya. Pelayannya lumayan ramah, bisa dibilang ramah mungkin, tapi fake gitu, karena takut-takut menghadapi customer yang marah karena konsep restaurannya.

Gue tahu, gue pakai kupon promo untuk makan di sini, tapi coba deh kembali ke konsep awal, untuk apa sih promo ini diadakan? Untuk menarik minat masyarakat mengunjungi Suka Suki kan? Kalau customer diperlakukan kayak gue, seperti itu, siapa lagi yang mau balik? Apalagi pas promonya sudah enggak ada. Memangnya, maunya rame pas ada promo aja? You must learning, Suka Suki! Enggak gitu caranya berbisnis, enggak akan sukses deh.

Coba kita lihat Hanamasa. Mahal kan? Tapi banyak orang yang kembali lagi. Kenapa? Ya karena walaupun mahal sedikit tapi enggak nyesel. Gue pernah makan di Hanamasa, sangat jauh berbeda sekali sama Suka Suki. Hanamasa Rp 130.000,- / orang tapi puas banget. Daging segede apaan tau, makanan melimpah, Yakiniku atau Shabu-shabu ada, makanan penutup banyak, es banyak, buah-buahan, sayur-sayuran. Ah, pokoknya sangat jauh banget.

Think smart.

Gue tidak tahu ya, bagaimana treatment Suka Suki kepada customer yang bukan menggunakan "kupon promo", mungkin tidak seperti yang gue alami.


Well, those are my experience.