Bekerja di tempat baru, namun bidang pekerjaannya masih tetap sama yaitu, Perpustakaan. Ternyata tidak ada perbedaan signifikan. Apalagi sama-sama Perpustakaan Perguruan Tinggi yang penggunanya sama, mahasiswa dan dosen.
Menjadi pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi kendalanya hanya satu, berhadapan dengan mahasiswa yang rata-rata umurnya di bawah kita dan tergolong "labil". Susah untuk mematuhi peraturan. Susah untuk diberi pengertian. Harus ekstra sabar. Tidak lain hal dengan dosen yang selalu ingin "dihormati". Harus ekstra sabar juga.
Hal-hal yang biasa dilanggar yaitu, malas untuk menulis buku pengunjung dan kurangnya rasa malu untuk berteriak-teriak di ruang baca. Ya dulu gue juga pernah jadi mahasiswa. Pastinya juga pernah dengan tanpa sadar membuat kegaduhan di perpustakaan. Tapi, ketika ada pengawas atau pustakawan yang menegur, dengan sangat merasa bersalah, gue akan mengontrol volume suara. Terkadang, banyak mahasiswa yang sudah ditegur berulang-ulang, masih saja terus berisik. Hal terakhir ya, diamkan saja, nanti mereka capek sendiri ketawanya.
Kalau untuk menulis buku pengunjung, sudah gue mulai biasakan setiap mahasiswa yang masuk untuk menulis daftar buku pengunjung. Karena kan ada pepatah yang bilang, ala bisa karena terbiasa. Jadi, nanti kalau dibiasakan disuruh menulis pengunjung, kedepannya mereka akan mulai terbiasa dan dengan kebiasaan tersebut, dengan sendirinya menulis buku pengunjung.
No comments:
Post a Comment