PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY
6-8 Februari 2015
Jumat, 6 Februari 2013
Meeting point di Pool Primajasa, Cililitan, Jakarta Timur. Janjian jam 8 malam. Ternyata hujan deras sedari sore. Membuat Kita semua telat. Gue aja dari rumah jam 19.30 karena nunggu hujan reda sambil mandi, sambil makan, sambil make up, sambil siap-siap. Hehehe. Untungnya jarak ke Cililitan enggak begitu jauh dan Kramat Jati tidak macet malam itu, tiga puluh menit saja sudah sampai di Pool Primajasa. Dianterin Papa sampai Pasar Induk terus naik 06A dan turun di depan Pool Primajasa.
Huft. Pool Primajasa ramai sekali. Di grup BBM belum ada tanda-tanda yang sampai tuh sepertinya. Berjalan pelan menuju ruang tunggu dan celingak celinguk. Dari kejauhan ada yang memanggil "Alid.. Alid.." Kemudian suara itu melewati gue. Si Ulan kejauhan turunnya. Dianterin Masnya ternyata. Untunglah karena Ulan paling jauh rumahnya, Jakarta Timur bukan wilayah dia. Hehehe
Sudah lama tidak bertemu, banyak yang diceritakan, excited! Empat orang lagi tidak juga kunjung datang. Nunggu Anto katanya. Hmm. Lagi asik ngobrol, ada Bapak-bapak yang bilang ke Kami "Neng, ke Garut ya? Ambil dulu tiketnya, nanti enggak kebagian lho!" Dengan santai gue menjawab, "Iya, Pak nunggu temen." Kembali mengobrollah Kami. Tapi mulai cemas karena orang si Pool ini makin banyak. Kemudian gue lihat di Pos Security banyak orang bergerumbul. Langsunglah bergegas ke sana. Dengan cekatan gue mendapatkan enam tiket. Nomor 46-50.
Kembali ke ruang tunggu. Sudah lama mengobrol untuk menunggu, gue dan Ulan memutuskan untuk keluar sambil menunggu empat orang lainnya. Benar saja. Sudah banyak yang masuk bisa. Kernet membacakan nomor untuk urutan siapa yang berhak masuk ke dalam bis agar tidak berebut karena macet jadinya bisnya jarang. Empat orang itu belum juga datang hingga hitungan ke dua puluhan. Duh, bikin panik saja.
Hingga hitungan empat puluh taksi mereka baru datang. Gue memastikan bisa masuk, Ulan mengarahkan mereka ke bis. Rempong bingits deh. Naro keril ke bagasi sendiri lagi. Diomelin untuk buru-buru. Diliatin orang-orang. Pas ke dalam bis, bis pnya sudah penuh. Duduk seadanya, terpisah. Apa-apaan ini. Niatnya mau aman tenang damai sentosa, eh malah acak kadul. Mending di Terminal Kampung Rambutan aja deh tahu gitu. Cemilan di keril, si Ulan jaketnya lupa diambil dari keril alhasil kedinginan.
Jam 21.30 berangkat dari Cililitan menuju Terminal Guntur, Garut dan jam 02.00 dini hari sampai. 4,5 jam dengab biaya Rp 52.0000,- /orang. Lumayan menegangkan. Bis malam tuh ya pasti ngebut. Alhamdulillah selamat.
Sabtu, 7 Februari 2015
Sampai di Terminal Guntur dan langsung menuju Musholla. Ada banyak orang yang juga akan mendaki, sekitar 20-an orang. Di Musholla sepi, toiletnya masih ditutup. Awalnya mau istirahat dulu di Musholla, tapi info dari kernet-kernet sekitar perjalan ke Pemancar lumayan jauh, mending dari sekarang jalannya. "Oke, Pak. Beri waktu untuk Kami makan. Sebentar sajaaaaa." Hehehe. Akhirnya makan dan siap-siap. Makanan di Jawa Barat tuh mahal-mahal deh. Malu gue sebagai orang Sunda. Gue makan bakso, nasi, ayam Rp 25.000,- dengan rasa yang sangat standaaaaaar!
Jam 04.00 Kami berangkat menggunakan mobil pick up. Satu orang dikenakan biaya Rp 45.000,- sudah berusaha menawar, tidak bisa juga. Yasudahlah. Berangkat bersama tim lain. Satu mobil pick up bisa masuk sampai 13 orang. Duduk seadanya, udara dingin, sweater tipis, dan ternyata perjalanan yang cukup panjang. Dua jam.
Satengah jam pertama jalanan normal. Lama kelamaan masuk ke kebun teh. Jalanan berbatu dna berbelok-belok. Aaaaaaaaaaaa seru.
Satu setengah jam perjalanan, pick up berhenti di suatu rumah gubuk. Registrasi ternyata. Dikenakan biaya Rp 10.000,-/orang. Lumayan mahal juga ya. It's okay-lah.
Sampai di Base camp Pemancar jam 6 kurang. Langsung siap-siap. Ke toilet dulu. Ah, duit habis untuk ke toilet. Dua ribu dua ribu.
Perjalanan dimulai ke arah kebun teh. Eh, tunggu dulu. Baru naik satu tangga, ada Pos. Diminta untuk menuliskan anggota tim dan uang "sukarela". Hoam. Entahlah Ulvi ngasih uang berapa di Pos itu. Kemudian perjalanan pun di mulai.
Melewati kebun teh dengan track tanah merah basah yang licin dan menanjak. Hua. Takut jatuh. Ah, manja sekali deh gue ini. Selalu, kalau nanjak takut jatuh, jalannya lama. Sampai-sampai Andi bilang "itu yang pakai Caterpillar KW aja enggak jatuh, Lyd." Tahu nih gue, udah pakai Merrel masih takut aja. Beneran deh, gue takut jatuh. Akhirnya sampai di Pos lagi. Pos apa yah namanya, lupa. Ada banyak sampah botol plastik pokoknya.
You know, disuruh registrasi lagi dong. "Sukarela" juga. Fiuh! Jawa Barat. Kami memutuskan beristirahat sebentar. Makan cemilan. Buka sweater, karena udara tidak lagi dingin. Nanti malah masuk angin lagi. Dari sini saja sudah bagus pemandangannya. 30 menit istirahat, Kami melanjutkan perjalanan kembali.
Terus menanjak. Makin lama makin tidak ada jalan datar. Waaaaah, belum pernah merasakan track begini.
To be continued..
Pembaca setiamu 😘😘
ReplyDeletePembaca setiamu 😘😘
ReplyDelete